Memiliki berat mendekati satu ton dan panjang 18 kaki (15,4m), buaya bernama Cassius Clay masuk Guinness Book of Records sebagai buaya tawanan terbesar di dunia. Buaya yang hidup di air asin ini diyakini paling tidak berumur 100 tahun dan telah berkelana di Marineland Melanesia di Green Island, Australia, selama 24 tahun.
Partner George di Marineland Melanesia, Toody Scott mengatakan bahwa dia gembira dengan rekor yang dicapai Cassius tersebut. “Ini menegaskan keyakinan bahwa kita memiliki buaya terbesar, dan setidaknya ia (Cassius) mendapatkan pengakuannya,” tutur Scoot pada Cairns.com.au.
Diketahui, Cassius ditangkap pada tahun 1984, tepat di sebelah selatan Darwin, sebelum dipindahkan ke Green Island, yang terletak 17 mil lepas pantai dari Cairns, di Great Barrier Reef Australia.
Ia ditangkap setelah menyerang kapal terlalu banyak di Darwin dan dipindahkan ke rumahnya saat ini pada tahun 1987.
Selama perkelahian dengan banyak buaya lainnya di masa mudanya, meninggalkan Cassius dengan banyak bekas luka dan bahkan kehilangan lengan kirinya, tapi Scott mengatakan reptil raksasa tersebut juga memiliki sisi lembut pada lawan jenisnya.
“Dia telah menunjukkan sedikit sisi lembutnya terhadap beberapa buaya betina yang kami perkenalkan kepadanya. Dia sedikit tua untuk bereproduksi, tapi ia benar-benar menunjukan perhatiannya kepada buaya lain yang berada di kandang dengan dia, bahkan ada suatu saat dimana Cassius mengambil makanan dari penjaganya kemudian memberikannya kepada mereka.” jelas Scott
Namun, meskipun memuji sang buaya, Scott mengatakan bahwa sedetik pun dia tidak akan pernah percaya kepada Cassius, dan mengakui bahwa reptil tersebut sangat bijaksana dan memiliki cara memikat orang ke dalam rasa aman yang palsu.
Meskipun Cassius berhasil menyabet gelarnya dalam edisi 2012 dari Guinness Book of World Records, seorang juru bicara dari organisasi mengatakan bahwa gelarnya ini mungkin hanya berumur pendek.
Sumber : berita.manadotoday.com
Partner George di Marineland Melanesia, Toody Scott mengatakan bahwa dia gembira dengan rekor yang dicapai Cassius tersebut. “Ini menegaskan keyakinan bahwa kita memiliki buaya terbesar, dan setidaknya ia (Cassius) mendapatkan pengakuannya,” tutur Scoot pada Cairns.com.au.
Diketahui, Cassius ditangkap pada tahun 1984, tepat di sebelah selatan Darwin, sebelum dipindahkan ke Green Island, yang terletak 17 mil lepas pantai dari Cairns, di Great Barrier Reef Australia.
Ia ditangkap setelah menyerang kapal terlalu banyak di Darwin dan dipindahkan ke rumahnya saat ini pada tahun 1987.
Selama perkelahian dengan banyak buaya lainnya di masa mudanya, meninggalkan Cassius dengan banyak bekas luka dan bahkan kehilangan lengan kirinya, tapi Scott mengatakan reptil raksasa tersebut juga memiliki sisi lembut pada lawan jenisnya.
“Dia telah menunjukkan sedikit sisi lembutnya terhadap beberapa buaya betina yang kami perkenalkan kepadanya. Dia sedikit tua untuk bereproduksi, tapi ia benar-benar menunjukan perhatiannya kepada buaya lain yang berada di kandang dengan dia, bahkan ada suatu saat dimana Cassius mengambil makanan dari penjaganya kemudian memberikannya kepada mereka.” jelas Scott
Namun, meskipun memuji sang buaya, Scott mengatakan bahwa sedetik pun dia tidak akan pernah percaya kepada Cassius, dan mengakui bahwa reptil tersebut sangat bijaksana dan memiliki cara memikat orang ke dalam rasa aman yang palsu.
Meskipun Cassius berhasil menyabet gelarnya dalam edisi 2012 dari Guinness Book of World Records, seorang juru bicara dari organisasi mengatakan bahwa gelarnya ini mungkin hanya berumur pendek.
Sumber : berita.manadotoday.com