DI antara sekian banyak dewa-dewa dalam kebudayaan Tionghoa, Cai Shen Ye menjadi dewa yang popular dipuja masyarakat Tionghoa. Cai Shen Ye sendiri merupakan Dewa Rezeki, salah satu hal yang selalu dicari umat manusia di belahan dunia manapun.
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, Cai Shen Ye memiliki rupa yang beragam. Perwujudan Cai Shen Ye ini pun berawal dari sebuah legenda. Dewa Bumi merupakan Cai Shen (dewa rejeki) yang paling dikenal oleh semua orang dan memiliki wilayah penghormatan yang luas. Sembahyang kepada Cai Shen berarti meminta keberkahan bagi kehidupan seseorang. Beberapa dewa jelmaan Cai Shen yang dihormati salah satunya Wu Cai Shen (Dewa Kekayaan Militer) yakni Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming dan Guan Gong.
Dewa Kekayaan itu sendiri diyakini di kalangan rakyat jelata sangat banyak macamnya. Ada Wen Wu Cai Shen (Bun Bu Cai Sin) atau Dewa Kekayaan Sipil & Militer, Wu Lu Cai Shen (Ngo Lo Cai Sin) atau Dewa Kekayaan dari Lima Jalan, dan Zheng Fu Cai Shen (Tiam Hok Cai Sin) atau Dewa Kekayaan Penambah Rezeki.
Relawan vihara Terang Hati, Tan Bwan Swie menuturkan, pada hakikatnya, setiap manusia terlahir ke bumi dalam keadaan tidak memiliki apa-apa. Selain itu, kebutuhan dalam setiap pertumbuhan setiap manusia pun tidak akan sama dan terus meningkat. Baik yang terlahir dari keluarga dengan ekonomi mapan maupun kurang memiliki. Sehingga dalam kepercayaan Tionghoa, menghormati dewa kekayaan atau rejeki (Cai Shen) menjadi suatu hal yang diharuskan.
“Dalam tradisi Tionghoa, dewa rejeki inilah yang akan memberikan kebutuhan atau permintaan kita,” ujar Tan kepada INILAH di Jalan Pagarsih, Kota Bandung, Jumat (7/3/2014).
Dia menjelaskan, penjelamaan Chai Shen yang banyak bermaksud untuk memudahkan permintaan yang diharapkan. Pasalnya, segala sesuatu yang diperoleh manusia pada dasarnya merupakan rejeki.
“Kalau misalnya kita meminta sesuatu harus sesuai dengan dewa itu sendiri. Misalnya kita sembahyang di hadapan dewa To Ape Kong yang juga merupakan dewa rejeki,” katanya.
Latar belakang kisah Cai Shen Ye sendiri memiliki banyak versi. Dan yang terkenal adalah Riwayat Zhao Gong Ming (Tio Kong Beng) yang tertulis dalam Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, Cai Shen Ye memiliki rupa yang beragam. Perwujudan Cai Shen Ye ini pun berawal dari sebuah legenda. Dewa Bumi merupakan Cai Shen (dewa rejeki) yang paling dikenal oleh semua orang dan memiliki wilayah penghormatan yang luas. Sembahyang kepada Cai Shen berarti meminta keberkahan bagi kehidupan seseorang. Beberapa dewa jelmaan Cai Shen yang dihormati salah satunya Wu Cai Shen (Dewa Kekayaan Militer) yakni Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming dan Guan Gong.
Dewa Kekayaan itu sendiri diyakini di kalangan rakyat jelata sangat banyak macamnya. Ada Wen Wu Cai Shen (Bun Bu Cai Sin) atau Dewa Kekayaan Sipil & Militer, Wu Lu Cai Shen (Ngo Lo Cai Sin) atau Dewa Kekayaan dari Lima Jalan, dan Zheng Fu Cai Shen (Tiam Hok Cai Sin) atau Dewa Kekayaan Penambah Rezeki.
Relawan vihara Terang Hati, Tan Bwan Swie menuturkan, pada hakikatnya, setiap manusia terlahir ke bumi dalam keadaan tidak memiliki apa-apa. Selain itu, kebutuhan dalam setiap pertumbuhan setiap manusia pun tidak akan sama dan terus meningkat. Baik yang terlahir dari keluarga dengan ekonomi mapan maupun kurang memiliki. Sehingga dalam kepercayaan Tionghoa, menghormati dewa kekayaan atau rejeki (Cai Shen) menjadi suatu hal yang diharuskan.
“Dalam tradisi Tionghoa, dewa rejeki inilah yang akan memberikan kebutuhan atau permintaan kita,” ujar Tan kepada INILAH di Jalan Pagarsih, Kota Bandung, Jumat (7/3/2014).
Dia menjelaskan, penjelamaan Chai Shen yang banyak bermaksud untuk memudahkan permintaan yang diharapkan. Pasalnya, segala sesuatu yang diperoleh manusia pada dasarnya merupakan rejeki.
“Kalau misalnya kita meminta sesuatu harus sesuai dengan dewa itu sendiri. Misalnya kita sembahyang di hadapan dewa To Ape Kong yang juga merupakan dewa rejeki,” katanya.
Latar belakang kisah Cai Shen Ye sendiri memiliki banyak versi. Dan yang terkenal adalah Riwayat Zhao Gong Ming (Tio Kong Beng) yang tertulis dalam Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).
