Coba rogoh saku Anda. Lalu, tengok seperti apa rupa lembaran uang Rp2.000. Apakah masih kinclong atau justru sudah lusuh? :D
Dibanding nominal lainnya, uang bergambar Pangeran Antasari itu tampaknya tak terlalu dihargai oleh masyarakat. Simpulan ini dapat kita peroleh dari jumlah uang yang dimusnahkan Bank Indonesia (BI).
Sepanjang tahun 2014, BI paling banyak menghancurkan uang pecahan Rp2.000. Menurut hitungan BI, jumlah lembaran Rp2.000 yang dihancurkan sebanyak 1,339 miliar lembar. Kalau dinominalkan, jumlahnya sekira Rp2.678.000.000.000.
Padahal, pada tahun 2013 lalu, lembaran Rp2.000 yang dihancurkan "hanya" berjumlah 1,272.
Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Eko Yulianto mengatakan, yang dimusnahkan adalah uang tidak layak edar, lusuh, kotor, dan tidak utuh.
Lembaran uang nomor dua yang tampaknya tak terlalu diminati masyarakat adalah pecahan Rp5.000. Jumlah lembaran uang berwarna coklat yang dimusnahkan itu sebanyak 1,051 miliar. Kalau dihitung, nominalnya sebesar Rp5.255.000.000. Di tahun 2013, jumlah uang Rp5.000 yang dimusnahkan sebanyak 895 juta lembar.
Eko mengatakan, pemusnahan uang dilakukan setiap hari oleh BI. Sehingga, uang yang beredar akan disesuaikan dengan uang yang dimusnahakan.
"Jumlah uang yang beredar akan disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi di masyarakat. Misal, kalau Lebaran dan hari-hari besar akan ditambah pasokan uang kartalnya sesuai kebutuhan masyarakat," tutur Eko.
Menurut catatan BI, sepanjang 2014 sebanyak 5.195 miliar lembar uang kertas senilai Rp111,57 triliun dimusnahkan. Angka ini naik empat persen ketimbang tahun 2013 yang sebanyak 5,017 miliar lembar. Pecahan yang dihancurkan mulai dari Rp1.000 hingga Rp100.000.
Dibanding nominal lainnya, uang bergambar Pangeran Antasari itu tampaknya tak terlalu dihargai oleh masyarakat. Simpulan ini dapat kita peroleh dari jumlah uang yang dimusnahkan Bank Indonesia (BI).
Sepanjang tahun 2014, BI paling banyak menghancurkan uang pecahan Rp2.000. Menurut hitungan BI, jumlah lembaran Rp2.000 yang dihancurkan sebanyak 1,339 miliar lembar. Kalau dinominalkan, jumlahnya sekira Rp2.678.000.000.000.
Padahal, pada tahun 2013 lalu, lembaran Rp2.000 yang dihancurkan "hanya" berjumlah 1,272.
Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Eko Yulianto mengatakan, yang dimusnahkan adalah uang tidak layak edar, lusuh, kotor, dan tidak utuh.
Lembaran uang nomor dua yang tampaknya tak terlalu diminati masyarakat adalah pecahan Rp5.000. Jumlah lembaran uang berwarna coklat yang dimusnahkan itu sebanyak 1,051 miliar. Kalau dihitung, nominalnya sebesar Rp5.255.000.000. Di tahun 2013, jumlah uang Rp5.000 yang dimusnahkan sebanyak 895 juta lembar.
Eko mengatakan, pemusnahan uang dilakukan setiap hari oleh BI. Sehingga, uang yang beredar akan disesuaikan dengan uang yang dimusnahakan.
"Jumlah uang yang beredar akan disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi di masyarakat. Misal, kalau Lebaran dan hari-hari besar akan ditambah pasokan uang kartalnya sesuai kebutuhan masyarakat," tutur Eko.
Menurut catatan BI, sepanjang 2014 sebanyak 5.195 miliar lembar uang kertas senilai Rp111,57 triliun dimusnahkan. Angka ini naik empat persen ketimbang tahun 2013 yang sebanyak 5,017 miliar lembar. Pecahan yang dihancurkan mulai dari Rp1.000 hingga Rp100.000.
Labels:
Fakta
Thanks for reading Lembaran Uang yang Paling Disepelekan oleh Orang Indonesia. Please share...!