Kalender-kalender ini agak terbilang aneh dan unik jika kalian baru pertama kali melihatnya. Sistem penanggalan dan tahunnya juga agak berbeda dengan kalender pada umumnya.
Seperti dirangkum dari Listverse, berikut enam kalender paling aneh yang pernah ada sepanjang sejarah.
6. Kalender Maya
(foto: Listverse)
Mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan kalender yang satu ini. Pasalnya kalender Suku Maya pernah meramalkan bahwa Bumi ini akan kiamat pada tahun 2012.
Kalender Maya sebenarnya terdiri dari tiga kalender yang berbeda, yakni Long Count, Tzolkin dan Haab. Kalender Haab memiliki 365 hari, dibagi menjadi 19 bulan, 18-20 hari dalam satu bulan, dan satu bulan hanya dalam lima hari.
Kalender Tzolkin memiliki 13 periode, di mana setiap periode memiliki 13 hari. Kalender ini digunakan untuk menentukan hari upacara Suku Maya dan kegiatan keagamaan lainnya. Sementara itu, Long Count digunakan untuk menentukan frekuensi waktu yang lebih lama atau lebih dikenal dengan "Siklus Universal".
Siklus universal memiliki 2,88 juta hari (sekitar 7.885 tahun). Maya Kuno percaya bahwa alam semesta hancur dan kemudian dibangun kembali setiap 2,88 juta hari.
Dari kalender Long Count itulah yang menyebabkan Suku Maya meramalkan bahwa dunia akan berakhir pada tanggal 21 Desember 2012. Meskipun tak terbukti kebenarannya, Suku Maya tak pernah mengatakan bahwa dunia akan lenyap pada hari itu, melainkan kehidupan yang lama akan berakhir dan akan mulai kehidupan yang baru.
5. Kalender Revolusi Soviet
(foto: Listverse)
Kaleder ini pertama kali diperkenalan di Uni Soviet pada tahun 1929. Ada yang unik dari kalender ini, di mana kalender tersebut tidak mengubah tahun seperti kalender pada umumnya. Sebaliknya, kalender ini memanipulasi minggu dalam setahun, mengurangi jumlah hari dalam seminggu dari tujuh menjadi lima hari.
Jumlah minggu dalam satu bulan jadi meningkat dari 4 minggu menjadi 6 minggu. Anehnya lagi, pada setiap akhir tahun, ada lima sampai enam hari yang tidak termasuk ke bulan manapun. Selain itu, terdapat 30 hari di bulan Februari menurut kalender ini.
Setiap hari pada kalender ini diwakili dengan warna dan huruf Romawi. Pekerja pemerintah atau non-pemerintah mengamati hari libur mereka pada hari yang jatuh pada warna atau nomor. Namun, sistem kalender ini malah mendatangkan kekacauan.
Seorang ibu rumah tangga biasanya memiliki hari libur pada tanggal berwarna biru, sementara suami pada warna merah, dan anak-anak pada warna hijau. Sementara itu, pekerja yang umumnya demoralisasi dan mesin tidak dapat secara rutin libur sesuai ketentuan yang berlaku karena mereka dituntut untuk bekerja setiap hari.
Kalender ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja, meskipun ada unsur ingin membasmi agama. Pada tanggal 26 Juni 1940, kalender ini tidak digunakan lagi.
4. Kalender China
(foto: Listverse)
Kalender China adalah kalender Lunisolar, yang berarti bahwa kalender tersebut dihitung berdasarkan posisi matahari dan bulan. Setahun biasanya memliki 12 bulan, dan 353-355 hari. Setiap tiga tahun sekali, ada tambahan bulan dengan nama yang sama seperti nama bulan sebelumnya.
Meskipun kalender ini masih digunakan di China, kalender ini sebagian besar digunakan untuk menghitung hari upacara penrikahan.
Dalam kalender China terdapat kedua belas binatang yang melambangkan kedua belas cabang Bumi, di antaranya, tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, kera, ayam, anjing, dan babi.
3. Kalender Revolusi Perancis
(foto: Listverse)
Kalender yang juga disebut kalender republik Perancis ini digunakan di Perancis pada tanggal 24 Oktober 1793, sampai 1 Januari 1806. Kalender ini sempat direpisi namun tetap dihapus kembali pada tahun 1871.
Kalender ini pertama kali diperkenalkan lebih dari satu tahun setelah revolusi Perancis. Oleh karena itu dalam kalender ini tidak terdapat tahun ke-1. Sebaliknya, kalender ini dimulai pada tahun ke-2. Dalam kalender ini terdapat 12 bulan, di mana setiap bulan terdiri dari tiga 'dekade (10 hari)'.
Setiap hari sepanjang tahun memiliki nama sendiri, seperti bibit, pohon, bunga, buah-buahan, peralatan dan binatang. Dari 10 hari dalam seminggu, hari terakhir dianggap sebagai hari libur, sementara sembilan hari lainnya merupakan hari yang padat untuk bekerja.
Karena kalender ini tidak sinkron dengan kalender lainnya, maka beberapa penyesuaian diperlukan untuk memperbaiki kalender. Karena penyesuaian tidak kunjung selesai, kalender ini dihapuskan dari mata sejarah.
2. Kalender Romawi
(foto: Listverse)
Kalender Romawi diciptakan oleh Raja Romulus ketika Roma didirikan. Kalender ini memiliki 10 bulan dengan total 304 hari, dan tambahan 61 hari yang tidak termasuk dalam bulan atau pun minggu.
Karena bulan dalam kalender ini tidak sinkron dengan musim, Raja Numa menambahkan dua bulan tambahan, yaitu Lanuarius (Januari) dan Februarius (Februari) agar total bulan jadi 12.
Julius Caesar kemudian memperkenalkan kalender Julian setelah ia menjadi pontifex maximus. Namun, kalender baru tidak bisa segera diadopsi karena ketidakakuratan dengan kalender Romawi. Pada akhir 45 SM, kalender Julian mulai digunakan.
1. Kalender Aztec
(foto: Listverse)
Kalender Aztec terdiri dari dua kalender berbeda, yaitu XiuhpohuallidanTonalpohualli. Kalender Xiuhpohualli memiliki 365 hari dibagi menjadi 18 bulan, di mana setiap bulan ada 20 hari. Pada akhir tahun terdapat lima hari tambahan sebagai keburuntungan, dan 12 hari ditambahkan setiap 52 tahun sekali.
Sementara itu, kalender Tonalpohualli memiliki 20 bulan yang memiliki 13 hari setiap bulannya. Jika ditotalkan, terdapat 260 hari dalam setahun. Angka 260 dikaitkan dengan nomor atau tanda yang didedikasikan untuk dewa.
Suku Aztec percaya bahwa setiap 52 tahun, dunia akan hancur. Untuk mencegah kehancuran, mereka melakukan ritual selama 12 hari yang disebut festival api untuk mengikat tahun-tahun. Dalam ritual ini, api yang dibakar akan padam pada hari pertama ritual di seluruh kota, dan selama 12 hari kota akan dibiarkan seperti itu.
Pada akhir ritual di hari ke-12, sebuah pengorbanan manusia akan ditawarkan untuk menyalakan api baru. Suku Aztec percaya bahwa dengan pengorbanan tersebut, dewa akan memberi kesempatan untuk 52 tahun ke depan.
Seperti dirangkum dari Listverse, berikut enam kalender paling aneh yang pernah ada sepanjang sejarah.
6. Kalender Maya
(foto: Listverse)
Mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan kalender yang satu ini. Pasalnya kalender Suku Maya pernah meramalkan bahwa Bumi ini akan kiamat pada tahun 2012.
Kalender Maya sebenarnya terdiri dari tiga kalender yang berbeda, yakni Long Count, Tzolkin dan Haab. Kalender Haab memiliki 365 hari, dibagi menjadi 19 bulan, 18-20 hari dalam satu bulan, dan satu bulan hanya dalam lima hari.
Kalender Tzolkin memiliki 13 periode, di mana setiap periode memiliki 13 hari. Kalender ini digunakan untuk menentukan hari upacara Suku Maya dan kegiatan keagamaan lainnya. Sementara itu, Long Count digunakan untuk menentukan frekuensi waktu yang lebih lama atau lebih dikenal dengan "Siklus Universal".
Siklus universal memiliki 2,88 juta hari (sekitar 7.885 tahun). Maya Kuno percaya bahwa alam semesta hancur dan kemudian dibangun kembali setiap 2,88 juta hari.
Dari kalender Long Count itulah yang menyebabkan Suku Maya meramalkan bahwa dunia akan berakhir pada tanggal 21 Desember 2012. Meskipun tak terbukti kebenarannya, Suku Maya tak pernah mengatakan bahwa dunia akan lenyap pada hari itu, melainkan kehidupan yang lama akan berakhir dan akan mulai kehidupan yang baru.
5. Kalender Revolusi Soviet
(foto: Listverse)
Kaleder ini pertama kali diperkenalan di Uni Soviet pada tahun 1929. Ada yang unik dari kalender ini, di mana kalender tersebut tidak mengubah tahun seperti kalender pada umumnya. Sebaliknya, kalender ini memanipulasi minggu dalam setahun, mengurangi jumlah hari dalam seminggu dari tujuh menjadi lima hari.
Jumlah minggu dalam satu bulan jadi meningkat dari 4 minggu menjadi 6 minggu. Anehnya lagi, pada setiap akhir tahun, ada lima sampai enam hari yang tidak termasuk ke bulan manapun. Selain itu, terdapat 30 hari di bulan Februari menurut kalender ini.
Setiap hari pada kalender ini diwakili dengan warna dan huruf Romawi. Pekerja pemerintah atau non-pemerintah mengamati hari libur mereka pada hari yang jatuh pada warna atau nomor. Namun, sistem kalender ini malah mendatangkan kekacauan.
Seorang ibu rumah tangga biasanya memiliki hari libur pada tanggal berwarna biru, sementara suami pada warna merah, dan anak-anak pada warna hijau. Sementara itu, pekerja yang umumnya demoralisasi dan mesin tidak dapat secara rutin libur sesuai ketentuan yang berlaku karena mereka dituntut untuk bekerja setiap hari.
Kalender ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja, meskipun ada unsur ingin membasmi agama. Pada tanggal 26 Juni 1940, kalender ini tidak digunakan lagi.
4. Kalender China
(foto: Listverse)
Kalender China adalah kalender Lunisolar, yang berarti bahwa kalender tersebut dihitung berdasarkan posisi matahari dan bulan. Setahun biasanya memliki 12 bulan, dan 353-355 hari. Setiap tiga tahun sekali, ada tambahan bulan dengan nama yang sama seperti nama bulan sebelumnya.
Meskipun kalender ini masih digunakan di China, kalender ini sebagian besar digunakan untuk menghitung hari upacara penrikahan.
Dalam kalender China terdapat kedua belas binatang yang melambangkan kedua belas cabang Bumi, di antaranya, tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, kera, ayam, anjing, dan babi.
3. Kalender Revolusi Perancis
(foto: Listverse)
Kalender yang juga disebut kalender republik Perancis ini digunakan di Perancis pada tanggal 24 Oktober 1793, sampai 1 Januari 1806. Kalender ini sempat direpisi namun tetap dihapus kembali pada tahun 1871.
Kalender ini pertama kali diperkenalkan lebih dari satu tahun setelah revolusi Perancis. Oleh karena itu dalam kalender ini tidak terdapat tahun ke-1. Sebaliknya, kalender ini dimulai pada tahun ke-2. Dalam kalender ini terdapat 12 bulan, di mana setiap bulan terdiri dari tiga 'dekade (10 hari)'.
Setiap hari sepanjang tahun memiliki nama sendiri, seperti bibit, pohon, bunga, buah-buahan, peralatan dan binatang. Dari 10 hari dalam seminggu, hari terakhir dianggap sebagai hari libur, sementara sembilan hari lainnya merupakan hari yang padat untuk bekerja.
Karena kalender ini tidak sinkron dengan kalender lainnya, maka beberapa penyesuaian diperlukan untuk memperbaiki kalender. Karena penyesuaian tidak kunjung selesai, kalender ini dihapuskan dari mata sejarah.
2. Kalender Romawi
(foto: Listverse)
Kalender Romawi diciptakan oleh Raja Romulus ketika Roma didirikan. Kalender ini memiliki 10 bulan dengan total 304 hari, dan tambahan 61 hari yang tidak termasuk dalam bulan atau pun minggu.
Karena bulan dalam kalender ini tidak sinkron dengan musim, Raja Numa menambahkan dua bulan tambahan, yaitu Lanuarius (Januari) dan Februarius (Februari) agar total bulan jadi 12.
Julius Caesar kemudian memperkenalkan kalender Julian setelah ia menjadi pontifex maximus. Namun, kalender baru tidak bisa segera diadopsi karena ketidakakuratan dengan kalender Romawi. Pada akhir 45 SM, kalender Julian mulai digunakan.
1. Kalender Aztec
(foto: Listverse)
Kalender Aztec terdiri dari dua kalender berbeda, yaitu XiuhpohuallidanTonalpohualli. Kalender Xiuhpohualli memiliki 365 hari dibagi menjadi 18 bulan, di mana setiap bulan ada 20 hari. Pada akhir tahun terdapat lima hari tambahan sebagai keburuntungan, dan 12 hari ditambahkan setiap 52 tahun sekali.
Sementara itu, kalender Tonalpohualli memiliki 20 bulan yang memiliki 13 hari setiap bulannya. Jika ditotalkan, terdapat 260 hari dalam setahun. Angka 260 dikaitkan dengan nomor atau tanda yang didedikasikan untuk dewa.
Suku Aztec percaya bahwa setiap 52 tahun, dunia akan hancur. Untuk mencegah kehancuran, mereka melakukan ritual selama 12 hari yang disebut festival api untuk mengikat tahun-tahun. Dalam ritual ini, api yang dibakar akan padam pada hari pertama ritual di seluruh kota, dan selama 12 hari kota akan dibiarkan seperti itu.
Pada akhir ritual di hari ke-12, sebuah pengorbanan manusia akan ditawarkan untuk menyalakan api baru. Suku Aztec percaya bahwa dengan pengorbanan tersebut, dewa akan memberi kesempatan untuk 52 tahun ke depan.