Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Idy Muzzayad, mengatakan, ada tiga partai yang paling sering beriklan di televisi, yakni Nasional Demokrat (NasDem), Golongan Karya (Golkar), dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). "Karena iklan itu, kami panggil stasiun televisi yang menyiarkan," katanya di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Kamis, 17 Januari 2013.
Idy mengatakan, ketiga partai tersebut tak melanggar aturan kampanye karena iklan disiarkan sebelum masa kampanye dimulai. Kendati mempromosikan partai, iklan-iklan itu digolongkan sebagai iklan komersial.
Komisi Penyiaran mencatat, iklan NasDem paling sering muncul di Metro TV, MNC TV, dan Global. Ketiga stasiun televisi itu memang terafiliasi dengan pentolan NasDem, Surya Paloh dan Hary Tanoesodibjo. Sedangkan Golkar paling sering muncul di ANTV dan TVOne.
Kelima stasiun televisi tersebut sempat dipanggil Komisi Penyiaran. Komisi hendak memastikan kelima stasiun televisi tersebut proporsional dan adil kepada partai lain. "Mereka mengatakan, partai lain juga punya kesempatan sama beli spot iklan," kata Idy. "NasDem beriklan di Metro juga bayar," ujarnya.
Stasiun televisi itu, kata Idy, mencontohkan Partai Gerindra yang sering muncul di Metro TV. Iklan partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden itu sering muncul di stasiun televisi milik Surya Paloh. "Mereka mengatakan, televisi tak menghalangi partai lain beriklan," katanya.
Idy mengatakan, KPI tak memberi sanksi pada stasiun televisi yang menayangkan iklan partai. Sebab, iklan ditayangkan sebelum masuk masa kampanye. "Dihitung sebagai iklan komersial," katanya. "Setelah masuk masa kampanye, partai relatif patuh," ujarnya.
Idy mengatakan, ketiga partai tersebut tak melanggar aturan kampanye karena iklan disiarkan sebelum masa kampanye dimulai. Kendati mempromosikan partai, iklan-iklan itu digolongkan sebagai iklan komersial.
Komisi Penyiaran mencatat, iklan NasDem paling sering muncul di Metro TV, MNC TV, dan Global. Ketiga stasiun televisi itu memang terafiliasi dengan pentolan NasDem, Surya Paloh dan Hary Tanoesodibjo. Sedangkan Golkar paling sering muncul di ANTV dan TVOne.
Kelima stasiun televisi tersebut sempat dipanggil Komisi Penyiaran. Komisi hendak memastikan kelima stasiun televisi tersebut proporsional dan adil kepada partai lain. "Mereka mengatakan, partai lain juga punya kesempatan sama beli spot iklan," kata Idy. "NasDem beriklan di Metro juga bayar," ujarnya.
Stasiun televisi itu, kata Idy, mencontohkan Partai Gerindra yang sering muncul di Metro TV. Iklan partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden itu sering muncul di stasiun televisi milik Surya Paloh. "Mereka mengatakan, televisi tak menghalangi partai lain beriklan," katanya.
Idy mengatakan, KPI tak memberi sanksi pada stasiun televisi yang menayangkan iklan partai. Sebab, iklan ditayangkan sebelum masuk masa kampanye. "Dihitung sebagai iklan komersial," katanya. "Setelah masuk masa kampanye, partai relatif patuh," ujarnya.