Tim astronom menggunakan teleskop luar angkasa Hubble milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan bintang paling tua yang ada di alam semesta. Bintang tersebut diyakini berusia 14,5 miliar tahun.
"Kami telah menemukan bahwa ini merupakan bintang paling tua dengan usia yang telah ditetapkan dengan baik," kata Howard Bond dari Pennsylvania State University di University Park, seperti dikutipSpaceref, Jumat (8/3/2013).
Bintang paling lawas ini menunjukkan bahwa kalkulasi usia alam semesta (universe) lebih tua dari 13,8 miliar. Estimasi sebelumnya dari observasi yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa bintang paling tua berusia 16 miliar tahun.
"Kami telah menemukan bahwa ini merupakan bintang paling tua dengan usia yang telah ditetapkan dengan baik," kata Howard Bond dari Pennsylvania State University di University Park, seperti dikutipSpaceref, Jumat (8/3/2013).
Bintang paling lawas ini menunjukkan bahwa kalkulasi usia alam semesta (universe) lebih tua dari 13,8 miliar. Estimasi sebelumnya dari observasi yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa bintang paling tua berusia 16 miliar tahun.
Bintang Paling Tua (Ilustrasi)
Tampaknya, ini memang menjadikan dilema tersendiri di kalangan para peneliti. "Mungkin kosmologi adalah salah, fisika bintang adalah salah atau jarak bintang yang salah. Sehingga, kami menetapkan untuk memperbaiki jarak tersebut," jelasnya.
Kendati demikian, penetapan usia bintang paling tua ini dikatakan tumpang tindih dengan usia alam semesta. Peneliti menetapkan usia bintang melalui tingkat perluasan luar angkasa, sebuah analisis latar belakang gelombang mikro dari Big Bang dan pengukuran kerusakan radioaktif.
Tim peneliti menerapkan teori-teori kontemporer tentang kandungan kimia serta struktur internal planet. Bond berpikir bahwa pengukuran oksigen bisa mengurangi estimasi usia bintang.
Sebab, bintang akan terbentuk dalam waktu tertentu saat alam semesta memiliki kelimpahan kandungan oksigen. Dengan merumuskan mengenai jarak bintang, kandungan kimia serta strukturnya, Bond menetapkan bahwa bintang paling tua ini berusia 14,5 miliar tahun.
Informasi yang beredar sebelumnya mengungkapkan, ilmuwan mengungkap galaksi tertua berusia 10,7 miliar tahun. Galaksi tertua dengan kode nama BX442 ini diyakini sebagai galaksi pertama yang pernah terbentuk.
Tampaknya, ini memang menjadikan dilema tersendiri di kalangan para peneliti. "Mungkin kosmologi adalah salah, fisika bintang adalah salah atau jarak bintang yang salah. Sehingga, kami menetapkan untuk memperbaiki jarak tersebut," jelasnya.
Kendati demikian, penetapan usia bintang paling tua ini dikatakan tumpang tindih dengan usia alam semesta. Peneliti menetapkan usia bintang melalui tingkat perluasan luar angkasa, sebuah analisis latar belakang gelombang mikro dari Big Bang dan pengukuran kerusakan radioaktif.
Tim peneliti menerapkan teori-teori kontemporer tentang kandungan kimia serta struktur internal planet. Bond berpikir bahwa pengukuran oksigen bisa mengurangi estimasi usia bintang.
Sebab, bintang akan terbentuk dalam waktu tertentu saat alam semesta memiliki kelimpahan kandungan oksigen. Dengan merumuskan mengenai jarak bintang, kandungan kimia serta strukturnya, Bond menetapkan bahwa bintang paling tua ini berusia 14,5 miliar tahun.
Informasi yang beredar sebelumnya mengungkapkan, ilmuwan mengungkap galaksi tertua berusia 10,7 miliar tahun. Galaksi tertua dengan kode nama BX442 ini diyakini sebagai galaksi pertama yang pernah terbentuk.