Pernahkah Anda bayangkan naik kereta api dengan jalur menanjak di gunung? Itulah yang akan Anda rasakan jika naik kereta melintasi rel Pilatus di Swiss. Saking ngerinya, rel tersebut diklaim sebagai yang paling curam sedunia.
Rel tersebut menghubungkan Alpnachstad di Danau Lucerne dengan jalur dekat puncak Gunung Pilatus pada ketinggian 2.073 m. Trek tanjakan yang memiliki kemiringan lebih dari 1.600 meter sejauh 4,6 km menjadikannya rel paling curam di dunia. Jalur ini memiliki gradien rata-rata 38 persen dan maksimum 48 persen, yang lebih curam daripada jalan tercuram di dunia sekalipun.
Trek ini mulai dikerjakan pada 1873 dengan menggunakan perhitungan normal yakni gradien maksimal hanya 25 persen. Namun usulan itu dinilai tidak ekonomis sehingga oleh desainernya, Eduard Locher, dimaksimalkan hingga 48 persen agar bisa menyingkat separuh dari total rute perjalanan.
Sistem tradisional saat itu belum mampu mengatasi gradien ekstrim tersebut yang membuat kereta rawan keluar dari jalur rel. Namun Locher mengakali dengan menempatkan rak ganda horizontal antara dua rel dengan gigi rak yang saling dihadapkan. Langkah itu cukup berhasil namun akhirnya badan kereta dibuat dengan tali gantung selama perbaikan rel.
Jalur Pilatus ini dibuka pada 4 Juni 1889 dengan menggunakan kereta uap dan versi modern baru lewat pertama kali pada 15 Mei 1937. Kereta yang asli mengangkut 32 penumpang itu bergerak 3-4 km per jam sehingga membutuhkan waktu satu jam mencapai puncak gunung. Kini kereta elektrik bisa menampung 40 penumpang dan lebih cepat setengah jam untuk sampai di tujuan.
Meski sudah berusia 100 tahun namun jalur kuno yang curam ini tetap digunakan. Sayangnya rute ini hanya beroperasi antara Mei dan November, ketika jalur kereta api tidak terkubur oleh salju. Jadwal pemberangkatan keretanya sendiri setiap 45 menit dalam sehari.
Rel tersebut menghubungkan Alpnachstad di Danau Lucerne dengan jalur dekat puncak Gunung Pilatus pada ketinggian 2.073 m. Trek tanjakan yang memiliki kemiringan lebih dari 1.600 meter sejauh 4,6 km menjadikannya rel paling curam di dunia. Jalur ini memiliki gradien rata-rata 38 persen dan maksimum 48 persen, yang lebih curam daripada jalan tercuram di dunia sekalipun.
Trek ini mulai dikerjakan pada 1873 dengan menggunakan perhitungan normal yakni gradien maksimal hanya 25 persen. Namun usulan itu dinilai tidak ekonomis sehingga oleh desainernya, Eduard Locher, dimaksimalkan hingga 48 persen agar bisa menyingkat separuh dari total rute perjalanan.
Sistem tradisional saat itu belum mampu mengatasi gradien ekstrim tersebut yang membuat kereta rawan keluar dari jalur rel. Namun Locher mengakali dengan menempatkan rak ganda horizontal antara dua rel dengan gigi rak yang saling dihadapkan. Langkah itu cukup berhasil namun akhirnya badan kereta dibuat dengan tali gantung selama perbaikan rel.
Jalur Pilatus ini dibuka pada 4 Juni 1889 dengan menggunakan kereta uap dan versi modern baru lewat pertama kali pada 15 Mei 1937. Kereta yang asli mengangkut 32 penumpang itu bergerak 3-4 km per jam sehingga membutuhkan waktu satu jam mencapai puncak gunung. Kini kereta elektrik bisa menampung 40 penumpang dan lebih cepat setengah jam untuk sampai di tujuan.
Meski sudah berusia 100 tahun namun jalur kuno yang curam ini tetap digunakan. Sayangnya rute ini hanya beroperasi antara Mei dan November, ketika jalur kereta api tidak terkubur oleh salju. Jadwal pemberangkatan keretanya sendiri setiap 45 menit dalam sehari.